Selama invasi The Burning Legion di Azeroth, Terrorblade mulai penasaran dan tertarik terhadap kekuatan The Burning Legion. Saat itu Terrorblade juga memiliki perasaan yang sangat kuat kepada Mirana Nightshade, dia jatuh cinta. Tetapi jelas Mirana hanya tertarik kepada saudara kembarnya Magina. Seorang Satyr (makhluk setengah Kambing setengah Manusia) yang bernama Xavius mengetahui hal ini, Xavius kemudian menghasut Terrorblade untuk cemburu kepada saudaranya sehingga menimbulkan keretakan pada persaudaraan mereka.
Terrorblade kemudian meninggalkan Night Elf dan mulai mengabdi kepada Sargeras, Terrorblade kemudian diberi hadiah atas kesetiaan barunya kepada Sargeras. Matanya diganti dengan bola api yang memungkinkannya untuk melihat segala jenis sihir, dan tubuhnya juga ditutupi dengan tato² misterius. Setelah Well of Eternity, sumber tentang segala jenis sihir hancur, Terrorblade menemukan sebuah danau kecil di puncak gunung Hyjal dimana dia akan membangun Well of Eternity yang baru. Dia kemudian ditemukan oleh saudaranya dan para pimpinan Night Elf yang lain. Magina menyadari bahwa Terrorblade sudah tersesat terlalu jauh, dan kemudian berusaha untuk menjelaskan kepadanya bahwa sihir yang dipelajarinya akan membawa kehancuran bagi dunia. Tetapi Terrorblade sudah terlalu jauh membenci saudaranya dan tidak menghiraukan perkataan Magina. Magina menjadi putus asa dan dengan berat hati menangkap dan memenjarakan Terrorblade jauh di dasar gunung Hyjal.
Mirana Nightshade, pemimpin golongan suci dari Night Elf sangat marah atas
tewasnya Cenarius dan penyerangan terhadap Kerajaan Silvermoon yang dilakukan
oleh Arthas the Prince Of Lordaeron. Dan dia bersumpah dibawah pohon suci untuk membalas dendam.
Tetapi, setelah mendapatkan informasi dari Furion bahwa The Burning Legion
telah bangkit kembali, Mirana sadar bahwa jika hanya Night Elf sendirian saja tidak akan sanggup untuk memerangi The Burning Legion.
Oleh karena itu Mirana mulai mengumpulkan kekuatan agar dapat menandingi kekuatan dari The
Burning Legion. Dimulai dengan membangkitkan compatriot nya Sleeping druid dari
Talon. Dan kemudian Magina the Anti-Mage membebaskan saudara kembarnya Terrorblade the
Soul Keeper dari penjara yang telah membelenggunya.
Horn of Cenarius pun dibunyikan, untuk memanggil para
ksatria yang dulu pernah berjuang bersama di bawah bendera Azeroth Order. Satu
persatu mereka mulai manjawab panggilan Mirana. Dimulai oleh Spirit yang keluar dari seluruh
hutan, Lo the Guardian Wisp dan Prajurit terbaik dari Elune, Luna Moonfang the
Moon Rider. Para veteran perang pun tiba, dari selatan Mok’nathal, makhluk
setengah Orc-setengah Ogre, Rexxar the Beast Master keluar dengan kapak
kembarnya dan ikut bersamanya dua hewan kesayangannya, Quillbeast, babi hutan yang sangat
beracun dan Greater Hawk, elang pengintai yang dapat menghilang. Dari Laut Karibia, Kapal hantu berwarna hitam berlayar lurus
menuju ke Quel’thalas. Kunkka the Admiral Proudmoore kembali mengangkat bendera
bajak lautnya dibawah panji kebesaran Azeroth Order.
Suara Horn of Cenarius untuk kedua kalinya
menggema masuk kedalam hutan suci di Quel’thalas, membangunkan sebuah pohon tua
raksasa yang mulai bergerak. Rooftrellen the Treant Protector bangkit demi
tugasnya sebagai penjaga hutan, karena sekarang, hutan sedang terancam.
Horn of Cenarius kembali menggema untuk terakhir kali nya, kali ini suaranya
mencapai jauh ke laut utara dan ke dalam rawa² di pedalaman Western
Plaguelands, membangunkan dua makhluk yang paling mematikan. Slithice the Naga
Siren dan Rikimaru the Stealth Assassin menjawab panggilan Azeroth Order. Suara
Horn Cenarius juga terdengar oleh 2 Dwarf tua yang selalu bertengkar. Tapi
untuk kali ini, mereka untuk sementara harus melupakan dulu masalah mereka dan
bersama² kembali mengangkat senjata. Aurel Vlaicu the Gyrocopter yang selalu
mengganggap tembakannya adalah yang terbaik dan Kardel Sharpeye the Dwarfen
Sniper yang tidak pernah mau kalah.
Beberapa tahun kemudian, The Burning Legion yang telah
dikalahkan, dibangkitkan kembali oleh Kel’thuzad the Necromancer dibantu oleh Abaddon the Death Knight.
Terrorblade dibebaskan dari penjara oleh Mirana yang meminta bantuannya untuk
mengalahkan The Burning Legion dengan imbalan kebebasannya. Terrorblade kemudian menyadari bahwa cintanya kepada
Mirana tidak berubah walau sudah bertahun² berlalu, Terrorblade menyatakan
kesediaannya untuk membantu. Magina sebenarnya tidak setuju untuk membebaskan
Terrorblade. Tapi Terrorblade, ingin membuktikan bahwa Magina salah, ia kemudian
pergi ke Feelwood untuk berperang melawan The Burning Legion. Di Feelwood,
Terrorblade bertemu dengan Abaddon. Keduanya bertarung selama hampir 1 minggu
tanpa ada yang menang. Kel’thuzad yang mengetahui hal ini memberitahukan kepada
Abaddon bahwa Terrorblade adalah orang yang haus akan kekuatan dan kekuasaan.
Abaddon kemudian memberithukan kepada Terrorblade tentang The Skull of Gul’dan
sebuah artefak yang memiliki kekuatan sihir yang luar biasa. Terrorblade sangat
tertarik, dan pergi mencari The Skull of Gul’dan. Terrorblade akhirnya berhasil
menemukan The Skull of Gul’dan dan memakainya. Sihir kegelapan mulai
menguasainya dan merubahnya menjadi iblis. Magina mengetahui hal ini, dan
mengusir Terrorblade dari hutan Night Elf untuk selamanya.
Terrorblade diberi kesempatan lagi untuk mengabdi kepada The
Burning Legion. Dengan janji akan diberikan kekuatan dan kekuasaan yang besar.
Terrorblade diberi tugas untuk mencari mata Sargeras di Broken Isle.
Sesampainya disana dia berselisih dengan Mortred the Phantom Assassin sehingga
menyebabkan pertempuran besar. Magina dan Mirana yang mengetahui hal ini datang
ke Broken Isle untuk menangkap Terrorblade. Terrorblade terdesak dan pergi ke
laut timur untuk meminta bantuan teman lamanya Slardar the Slithereen Guard
sang penjaga Laut Timur. Dengan bantuan Slardar, Terrorblade berhasil menangkap
Mirana dan melarikan diri lewat laut. Didalam pelarian Mirana mengatakan kepada
Terrorblade bahwa ia sangat membenci sifat Terrorblade yang selalu haus akan
kekuatan dan kekuasaan. Oleh karena itu ia lebih memilih Magina. Mirana mencoba
untuk melawan dan berhasil kabur dengan melompat kedalam laut.
Terrorblade menjadi sadar dengan perkataan Mirana, dan tidak
berusaha untuk mencari Mirana, karena ia yakin bahwa Mirana akan diselamatkan
oleh Magina. Terrorblade kemudian pergi ke Dalaran dimana ia bermaksud untuk
menghancurkan Dalaran dengan menggunakan mata Sargeras yang berhasil
didapatkannya. Magina dan Mortred yang berhasil mengejar Terrorblade ke Dalaran
menyerang Terrorblade sebelum ia berhasil menyelesaikan mantra untuk
menggunakan mata Sargeras. Saat mereka sedang bertarung Mortred mengatakan
bahwa Mirana telah terbunuh, dan menuduh Terrorblade sebagai pembunuhnya. Kedua
bersaudara itupun patah hati. Tapi harapan itupun kembali ketika sang pengembara
Kael the Invoker datang dan mengatakan bahwa Mirana belum mati dan hanya
terseret arus laut. Si kembar berhenti bertarung dan langsung pergi ke arah
yang berbeda tetapi dengan tujuan yang sama yaitu untuk mencari Mirana.
Mirana ditemukan oleh para zombie suruhannya Dirge the
Undying dan akan dibawa ke Frozen Throne sebagai tawanan. Tetapi untungnya
diketahui oleh Slardar yg langsung memberitahukan hal ini kepada Terrorblade.
Terrorblade berhasil menemukan Mirana dan bertarung dengan para Zombie. Terrorblade
akhirnya berhasil mengalahkan para Zombie dan membawa Mirana kembali kepada
Magina. Melihat ketulusan hati saudaranya, Magina mengatakan kepada Terrorblade
bahwa ia bebas untuk pergi selama ia tidak pernah mengancam keselamatan Night
Elf lagi. Terrorblade pun setuju.
Karena ia telah gagal dalam menjalankan tugas yang diberikan
Legion kepadanya, ia yakin bahwa Legion pasti tidak akan memaafkannya.
Terrorblade kemudian membuka portal ke Outland dan melarikan diri ke sisa² reruntuhan Draenor. Meskipun ia sudah aman dari kejaran The Burning Legion,
Terrorblade sadar bahwa Mortred masih Mencarinya dan akan menangkapnya. Dan
benar saja, Mortred berhasil mengetahui tempat persembunyiannya dan
menyerangnya. Tetapi untung saja Kael the Invoker bersama duo Naga, Slardar the
Slithereen Guard dan Medusa the Gorgon datang membantunya. Mortred dapat
dikalahkan dan kabur kembali ke Broken Isle.
Medusa yang sangat membenci The Burning Legion menyarankan
kepada Terrorblade agar membangun kekuatan di Outland untuk menandingi kekuatan
The Burning Legion. Terrorblade pun setuju. Dengan bantuan Blood Elf Kael the
Invoker dan kaum Naga, perlahan² mereka mulai memperluas kekuasaan. Setelah
kekuatan mereka cukup besar, Terrorblade menyerang dan mengepung Black Temple
tempat dimana penguasa Outland, Magtheridon bertahta. Terrorblade berhasil
mengalahkan Magtheridon dan memenjarakannya di Hellfire Citadel, serta
menduduki Black Temple.
Dengan kalahnya Magtheridon, Terrorblade menjadi penguasa
baru di Outland yang bertahta di Black Temple dan muncul sebagai kekuatan baru
di Azeroth menyaingi The Burning Legion dan Azeroth Order.
The Movie : TerrorBlade Revenge
Best Regard's
what a romantic story to watch....
BalasHapus